1st Nite Bali Rendezvous

Penerbangan ke Bali memakan masa selama 2 jam setengah terasa cepat bila mana kita di buai perasaan cinta dan bersama orang yang amat kita cintai, masa seolah terasa cepat berlalu. Dalam pesawat Garuda, kami bergenggamam tangan sepanjang perjalanan. Bila pramugari menyediakan makan malam, kami makan sambil menyuapi antara satu sama lain. Peduli lah orang yang duduk bersama kami. Dunia ibarat hanya di huni oleh kami berdua. Selesai pramugari yang cantik membersihkan sisa makan, kami kembali bergenggaman tangan. Dear berbisik di telinga ku minta dicium pipinya didalam pesawat dan langsung menghulurkan pipi di dekat wajah ku. Aku ikutkan aja kemahuan nya..tak selalu nya Dear bersikap demikian. Lagipun aku memang selalu ingin membahagiakan Dear. Kami sampai di bandara Ngurah Rai, Denpasar pada jam 10.15 mins malam. Pesawat telah berangkat dari Changi Airport lewat dari waktu yang sepatutnya. Selesai urusan imigrasi, kami langsung keluar untuk mencari orang yang menjemput kami untuk ke hotel.

Kami di sambut oleh seorang anak hotel bernama Ade. Dalam perjalanan ke hotel kami, dia bertanya kalau kalau kami ini bersaudara atau berteman. Ah! terasa gatal dan ringan aja mulut ini lalu aku menjawab bahwa kami adalah pasangan kekasih. Dear tidak bersuara, malahan genggaman tangan nya bertambah erat. Senang aku dibuatnya. Ade diam seketika. Terperanjat agaknya. Tapi cepat di menguasi suasana. Ade cerita kalau dia pernah kerja di hotel Oriental. Cerita dearah mana dia tinggal sewaktu di Singapore. Aku biarkan aja Dear berbual dan melayani si Ade. Sesekali, Dear menoleh dan tersenyum pada ku. Bahagianya perasaan.

Tiba di hotel, aku menguruskan akomodasi kami di reception. Ade yang jemput kami di bandara Ngurah Rai, menarik bagasi dan menghantar kami ke kamar. Ade ikut masuk dan meletakkan bag. Setelah menghulurkan tips, Ade langsung hilang sebelum mengucapkan selamat beristirehat kepada kami. Aku kunci pintu dan aku lihat Dear sedang duduk di sofa sambil tersenyum melihat katil yang telah dihias kelopak mawar berbentuk hati.

"So this it is! Do you like it, Dear"

"Hmm, sini dekat dekat Dee" amboi lembut dan gemersik suara Dear, jarang Dear membahasakan dirinya Dee lewat kebelakangan ini. Rasa romantiklah tu. Aku melabuhkan punggung di sisi Dear. Dear pulak bangun dan menyelakkan kaki ku. Terperanjat kejap, apa ni. Dear lantas duduk di pangkuan dan merangkul leherku. Tangan yang satu lagi Dear menciut dagu and force me to face her.

"Hmm, Dee ingat Yang main main tuari bilang dah book honeymoon room. Bila tengok room ni decorate cam ni, sukalah" belum pun sempat aku menjawab, Dear sudah menjatuhkan bibirnya ke wajahku dan kami berciuman dalam kedinginan kamar itu di atas sofa. Hmmm, terasa manis dan indah saat saat tersebut. Kalau lah waktu itu aku tidak berhalangan, mahu saja malam itu menjadi hangat.

"Yang happy Dear suka but now, dah pukul berapa ni, nanti wet cam ner, belum solat lagi ni, tadi dah niat jamak ke belum?" aku terpaksa hentikan adegan yg mula terasa panas mengingatkan Dear belum solat magrib dan isyak.

"Ah ha eh! nasib belum terasa nak wet, oklah, Dee bilas badan dulu, nanti lepas solat kita citer eh" Dear mengucup dahi ku dan turun dari pangkuan ku. Waktu Dear bersiap untuk solat, aku membuka bagasi dan unpacked some of our clothing for the nite and the next day. Hai, boleh lemah aku dibuatnya bila Dear dah manja manja macam ni. Lepas ni Dear dan aku kena niat jimak pulak lah nampaknya.

Malam pertama kami di Bali, terasa bagai malam pertama kami tidur berdua. Kami hangat dalam pelukan dan dalam subconsious kami sebentar bentar bercumbuan dalam dinginnya kamar 112 itu. Esok kami ada acara untuk berjalan jalan ke Kintamani. Jam berapa kami terlelap pun kami tak tahu, yang penting, pelukan kami terasa lain dari pelukan hari hari biasa kami di rumah. Almaklumlah kan, orang lagi dalam rangka hanimun.